Minggu, 31 Oktober 2010

Album Baru

Musisi itu sudah lama tak tampil. Kelima album telah dirilis menjadi pembicaraan banyak orang dan selalu menduduki posisi pertama dimana-mana. Banyak produser menawari untuk kontrak beberapa album, namun tetap ditolaknya. Pria muda itu berjenggot, memainkan musik balada dengan satu gitar, dengan lirik yang lirih.

Para penggemar bertanya-tanya, kemanakah pria ini? Kesuksesan yang diraih, membuat ia mencari formula musik baru untuk album berikutnya. Ia mengurung diri di sebuah kamar yang gelap. Berkomat-kamit dengan petikan senar. Mencari inspirasi dan merekam musik di studionya sendiri.

Beberapa tahun kemudian, ia muncul dengan album baru. Tanpa ada promosi, tiba-tiba albumnya sudah ada di toko. Penggemarnya berebutan membeli, namun semua terkejut. Tak ada musik di rilisannya itu!

"Album baru ini bukan untuk manusia," jawab pria itu dalam wawancara di televisi.

Pada konser peluncuran albumnya, tak ada satupun orang yang menonton. Pria itu berdiri menunduk tak bergerak hanya berpegang gitar. Tak bersuara, namun ribuan lelembut itu sedang menikmati musik yang dilantunkan pria itu.

Garna Raditja

Dunia Paralel

Gia hidup sebagai perempuan yang penuh kebahagiaan. Lahir dari keluarga berada, cantik, pintar dan akan segera menikah dengan seorang pemuda kaya. Namun dimensi lain ia menjadi orang  hilang ingatan yang hidup di pinggir jalan.

Suatu hari, ia bersiap untuk hari bahagianya. Seluruh keluarga yang berdarah biru itu adakan pesta pernikahan secara besar-besaran. Sedangkan Gia yang dipinggir jalan mengatakan hal yang sama seperti Gia yang disana. Namun karena berbeda dunia, Gia seperti halnya orang hilang ingatan yang berbicara sendiri, dianggap gila banyak orang.

Gia menyusuri trotoar karena kelaparan. Ia melihat sebuah apel yang jatuh di tengah jalan dan mengambil pada lalu lalang kendaraan. Truk oleng, panik melihat gadis compang-camping itu di tengah jalan.

Sementara itu, Gia yang menuju pelaminan akan berucap janji kepada sang pria di depan pendeta. "Saya akan menemani dalam suka dan...". Tiba-tiba Gia dengan gaun panjang itu tergeletak tanpa sadar. Para tamu panik, dan calon suaminya mencoba membangunkan namun tak ada nafas yang terhembus.

Keduanya di masing-masing dimensi meninggal secara bersamaan. Supir truk melarikan diri, sang calon suami hilang ingatan akibat depresi.

Garna Raditja

Jumat, 29 Oktober 2010

Kendet Nglewer

Sebuah mitos di salah satu perkampungan kota Semarang, kendet atau orang Jawa bilang stagen menjadi salah satu momok kampung Karanganyar, karena benda ini bisa terbang dan melilit seperti ular kepada para korbannya. Konon stagen ini milik Nyi Minah, seorang dukun bayi yang tewas lantaran gantung diri karena gagal menolong persalinan pasienya.

Imam Rahmayadi

Mahasiswa Abadi

Pria yang mengambil jurusan komunikasi itu rajin. Tiap ada kelas tak pernah telat dan selalu mengumpulkan tugas sebelum waktu tenggat. Ia selalu duduk bersila di atas meja depan sebelah kiri. Relokasi kampus di Imam bardjo ke Tembalang tak mempengaruhinya untuk tetap menjalankan studi.

Namun akhir-akhir ini ia sedih melihat mahasiswa yang selalu mengeluh atas pemindahan kampus itu. Baginya, belajar tak terpengaruh tempat maupun lamanya. Karenanya ia disebut mahasiswa abadi, yang selalu tinggal disana. Bersila di meja, setiap hari.

Garna Raditja

Fotomodel pt.2

Fotografer model itu matanya akhir-akhir ini sering kabur dan terlihat merah kehitaman. Saat diperiksa dokter tetap tak membuahkan hasil. Termakan usia, pikirnya. Namun, pria jangkung berusia 43 tahun itu memang menarik. sebagai senior apa yang dilakukannya akan menjadi parameter dunia fotografi.

Matanya membidik model. "Yak, cukup!", dia mengakhiri sesi foto dengan aktris Sherena Rizky. Namun asistennya terkejut. "Bang, kok kabur semua fotonya?".

"Ah, kamu tahu apa sih tentang foto. Langsung bungkus saja" perintahnya. Sesampainya di studio, dia tergeletak lelah. Kedua matanya tiba-tiba lepas dengan lendir yang pekat dan menggelinding ke tempat-tempat berdebu.

Saat dia terbangun, mata itu bergegas kembali ke kelopaknya dan menjadi siksaan tak terkira. Matanya kering, pedas dan gatal. Namun dari hasil foto-foto itu, mengguncangkan dunia.  Foto terlihat kabur dan para fotografer model mengikuti gaya foto tanpa fokus.

Garna Raditja

Senin, 25 Oktober 2010

"Om, Carikan Jari Tangan Saya"

Pukul 2 malam, tiba-tiba saja terdengar suara ketukan pintu dari luar rumah Ahmad di kawasan Bintaro. Ahmad, yang kala itu sedang mengerjakan sebuah proyek 3D, beranjak keluar kamar untuk melihat siapa yang mengetuk pintu rumahnya malam malam.

Saat dibuka, dilihatnya seorang anak perempuan kecil sedang menangis.mukanya pucat pasi. Tatapannya kosong. "Kamu kenapa? Ya ampun, malam-malam gini ngapain diluar sendirian?", tanya Ahmad.

"Om, saya mau pulang, tapi jari tangan saya ilang, bisa tolong dicarikan ga, om?"

Esok harinya Ahmad melihat surat kabar, dan menemukan foto anak perempuan kecil yang dilihatnya tadi malam menjadi korban kecelakaan kereta api 2 hari yang lalu di kawasan Bintaro, Jakarta Selatan.

Beatrice Silvia M

Minggu, 24 Oktober 2010

Bertemu Katy Perry

Kontrakan itu didiami 5 bujangan. Bekerja hingga malam, membuat mereka kurang hiburan. Sesampainya di rumah, hanya terlentang karena lelah. Mereka memiliki kesukaan imajinasi yang sama, yaitu mengidamkan seorang wanita seperti Katy Perry sebagai pasangan hidupnya. Hampir seluruh dinding tertempel gambar penyanyi itu.

Malam seperti biasa berkumpul, salah satu diantara mereka menyeletuk. "Andai saja disini ada Katy Perry, aku akan rela meninggalkan pekerjaanku," ujar si bujang. "Aku juga!", serentak para bujang.

Semakin larut, mereka kembali ke kamar masing-masing. Tapi kemudian mereka berteriak keluar ketakutan. "Kok ada Katy Perry di kamarku?","Aku juga!", "Aduh kok jadi beneran begini?"," Tapi memang cantik sih", seru mereka sambil berpelukan di ruang tengah. Katy Perry itu berbaju seksi berserebah dengan melambaikan tangan.

Keesokan harinya, kelima orang itu menjadi pengangguran. Dipecat tanpa sebab.

Garna Raditja

Sinetron

Katy adalah anak Indonesia yang tinggal di Inggris sejak lahir. Ia mengikuti orang tuanya yang seorang duta besar. Menyukai film horor dan hal-hal yang menakutkan sudah menjadi konsumsinya sehari-hari. Bahkan ia sudah tak memiliki rasa takut sama sekali.

Setelah sekian lama, akhirnya ia berkunjung ke Indonesia untuk pertama kalinya. Kesempatan untuk mengunjungi tempat-tempat yang seram sudah dicobanya, bahkan film horor lokal baginya adalah sampah.

Saat sedang berkumpul dengan keluarganya, ia terpaku di tayangan televisi. Dia tergidik, menutup matanya dan ketakutan setengah mati, bahkan terbawa hingga mimpi. Katy melihat pertama kalinya sinetron ala Indonesia dan reality show. Baginya tayangan itu adalah hal yang paling menyeramkan yang pernah dia temui.

Garna Raditja

Suara Cello

Sha selalu memainkan cellonya tiap sore di teras rumahnya. Harmoni yang dia ciptakan membawa kedamaian bagi yang mendengar. Sejak umur 3 tahun anak komposer besar itu tak pernah lepas dari alat musik yang dia mainkan selama 14 tahun itu. Ia pendiam dan cerdas, parasnya cantik membuat pria malu untuk mendekati.

Sebagai musisi ia ingin bereksperimen menciptakan nada disharmoni, namun membengkokkan notasi dari dawai yang digesek, baginya tak terdengar alami. Ada seorang pria yang belakangan ini memperhatikan dia dan mengagumi permainan sang gadis. Diajaklah pria itu untuk minum teh di sore hari.

Jendela kamarnya yang terlihat dari luar, terdengar suara berteriak terlunta-lunta. "Hoerrghhh...hoerghhh", begitu bunyinya. Sha mendekap pria itu selayaknya memainkan cello dengan posisi bertekuk lutut dan tangan terikat. Sha memejamkan mata terlihat nikmat mendengarkan pita suara pria yang tergorok dari busur cellonya yang berhelai kawat tajam. Dia menuliskan teriakan pria yang disiksanya itu menjadi not balok, Sha baru saja membuat komposisi untuk persiapan konser resital disekolahnya.

Garna Raditja

Sabtu, 23 Oktober 2010

Hantu Taman Tabanas

Suasana jalan raya Gombel malam itu tidak seperti biasanya, sepi dan lenggang. Namun tiba tiba dikejutkan suara minta tolong. Dari balik bukit bekas hotel Sky Garden muncul seorang pemuda tergopoh-gopoh, yang lebih membuat heran, pemuda itu hanya mengenakan celana dalam. Pak somat yang mengetahui pemuda tanpa busana ini langsung memberikan kain bekas spanduk untuk menutupi aurat. Setelah diberi minum, Rizal mulai bercerita walau dari raut wajahnya masih menyimpan ketakutan.

"Tadi aku hampir saja mati karena perempuan itu, aku kenalan di taman itu, ujar rizal sambil menunjuk taman tabanas yg tak jauh dari warung pak somat. Cerita rizal yang detail dari awal perkenalan dengan wanita muda yg mengaku bernama Iriana hingga dirinya sampai ke bekas hotel Sky Garden disimak oleh Pak Somat sambil mengganggukan kepala. "Saya tadi diajak bercumbu pak, namun ketika mendekat wajah wanita itu berubah menyeramkan, ungkap rizal mengakhiri ceritanya.

"Itu pasti jelmaan Ana, mahasiswi akademi kebidanan yang ditemukan tewas seminggu lalu nak, kata Pak Somat sambil menepuk bahu Rizal. Dari keterangan singkat tersebut, Rizal ingat seminggu lalu dia membaca di koran bahwa telah ditemukan seorang mahasiswi yang tewas mengenaskan di gedung tua bekas bangunan hotel.

Dari olah TKP dan autopsi yang dilakukan polisi disimpulkan bahwa Ana, mahasiswi kebidanan tewas dibunuh dengan cara ditusuk benda tajam di beberapa bagian tubuh, jari jari korban juga hilang, pembunuh berusaha menghilangkan jejak. Yang lebih mengejutkan sebelum dibunuh Ana diperkosa oleh 10 pemuda. 3 orang sudah ditangkap polisi sedang 7 orang hingga kini masih diburu polisi, hantu Ana juga masih gentayangan mengejar para pelaku tersebut.

Imam Rahmayadi

Kertas Ulangan Dira

2 hari sebelum ujian sekolah dilaksanakan disebuah sekolah khusus wanita di Jakarta, salah satu siswi di sekolah tersebut meninggal dunia akibat kecelakaan pesawat. Siswi itu bernama dira. Salah satu siswi pintar yang selalu dibanggakan oleh semua guru.

Saat ujian sekolah hari pertama dilaksanakan, yakni ujian Bahasa Indonesia, sahabat Dira, yakni Lara, yang duduk disampingnya, mengaku melihat Dira tetap duduk di bangkunya dan mengerjakan ujian itu. Namun tidak ada yang percaya dengan ceritanya.

Hingga gurunya, Bu lusi, menemukan kertas ulangan bertuliskan nama Dira diantara tumpukan kertas siswi lain yang hendak diperiksanya. Tulisan di kertas ulangan itu sama persis dengan tulisan dira. Tidak ada yang berbeda.

Walaupun sedikit syok, sang guru tetap memeriksa kertas ulangan itu dan memberikan nilai 90 seperti nilai yang biasa didapatkan Dira untuk ujian Bahasa Indonesia.

Beatrice Silvia M

Nyanyian Sinden di Ujung Tanjakan

Jarum jam di tangan Didik tepat menunjukan pukul 23.15, saat sepeda motor butut yang setia menemani selama ini mogok, tepat di tanjakan terakhir sebelum memasuki gerbang kampus Universitas Negri Semarang. "Sialan dasar motor butut, bensin habis lagi", ujar Ddik setengah berteriak sembari menendang ban motornya.

Disaat bersamaan Didik dikejutkan dengan suara tembang jawa, "Lingsir wengi" dan selintas ada sekelebat bayangan wanita muda lengkap dengan kebaya duduk bersimpuh di jalan. Didik yang mellihat pemandangan langka ini langsung berusaha mendekati, namun niat itu langsung berubah saat wanita itu menoleh.

Separoh wajahnya hampir saja tidak berbentuk, bola matanya menonjol keluar, dan yang lebih membuat didik langsung lari terbirit birit adalah wajah yang rusak itu penuh belatung. Suara tembang jawa itu semakin keras, bersamaan larinya Didit yang tak tentu arah...hiiiii hiii hiii hiiii hiiiii...

Lingsir wengi sliramu tumeking sirno…
Ojo tangi nggonmu guling…
Awas jo ngetoro…
Aku lagi bang wingo wingo…
Jin setan kang tak utusi…
Dadyo sebarang…


Menurut cerita yang tersebar di masyarakat sekitar mempercayai wanita muda yang sering melantunkan tembang ini adalah seorang sinden. Wanita itu tewas terlindas mobil karena jatuh dari boncengan sepeda motor ketika mengejar waktu di sebuah perhelatan wayang kulit. Wanita yang diketahui bernama Sukini adalah seorang sinden dan menjadi primadona setiap pagelaran wayang kulit. Masyarakat sekitar pun hingga sekarang masih percaya bahwa arwah Sukini masih sering menampakan di sekitar jalan raya Sekaran.

Imam Rahmayadi

Kantong Bolong

Hujan deras disertai guntur malam ini semakin menambah suasana kampung Bojong Gede mencekam. Usai isya rumah penduduk sudah menutup pintu rapat-rapat. Maklum mereka masih takut atas penampakan Pocong yang ditengarai sebagai pesugihan "kantong bolong" yang mengambil gadis atau perjaka untuk dijadikan tumbal. tidak itu saja, pocong jelmaan ini tak segan-segan mengambil celana salam milik korbanya.


Imam Rahmayadi

Balas Dendam

"Tokk...tokk..tokk..suara kentongan dari Dorman bertalu-talu membangunkan warga desa sukaluyu yang dalam 4 hari digegerkan oleh penemuan mayat pria yang tewas tergantung di atas pohon. Masyarakat meyakini ini ulah trinil, bunga desa kampung sebelah yang diduga tewas setelah diperkosa sebelum dipenggal kepalanya. Trinil balas dendam.

Imam Rahmayadi

Cocot Kencono

Suara burung gagak memecah kesunyian Desa Wanasegara yang baru saja kehilangan 9 warganya yang tewas. Semuanya ditemukan tanpa kepala. Santer tersiar tewasnya para remaja putri ini terkait wanita misterius bernama Suketi yang sedang mempelajari ilmu hitam. Konon kepala tersebut dijadikan sup sebagai salah satu syarat untuk menyempurnakan ajian Cocot Kencono.

Imam Rahmayadi

Daya Linuwih

Sudah seminggu ini Desa Karangsari digegerkan oleh peristiwa yang mencekam. Tiap hari penduduk berkumpul & tidur secara massal di depan rumah Pak Jiwo yang dikenal sebagai sesepuh yang mempunyai daya linuwih. Sejak meninggalnya Karsih oleh Hantu Cekik yang diyakini utusan kerajaan Pantai Selatan, warga menjadi ketakutan. Apalagi melihat kematian Karsih yang tragis, sebagian tubuhnya hilng. Yang lebih mengerikan adalah hilangnya organ vital. 

Imam Rahmayadi

Rabu, 20 Oktober 2010

Kehilangan Mulut

Asap rokoknya mengepul tebal. Bibirnya yang terlihat kehitaman menghisap rokok kreteknya begitu dalam. Tak lupa mencecap secangkir kopi kental. Tiap hari, Ian bisa mengabiskan 2 bungkus rokok bermerek lokal. Saat malam, biasanya ia habiskan waktu dengan mesin ketik untuk menulis cerita-cerita ringan di tabloid mingguan.

Asbaknya semakin penuh dengan puntung rokok, sepertinya ia tak peduli dengan kesehatan. Padahal, jika ia tersendak asap, batuknya semakin tak karuan. Paragraf ceritanya hampir selesai, di bungkus rokoknya tak terlihat satu pun batang yang menongol. Dia girang ketika menemukan puntung rokok yang hampir separuh terbakar.

Saat mau menyalakan, tiba-tiba dia tak bisa merasakan filter rokok tersebut. Bahkan bibirnya tak merasakan ujungnya. Rahang dan mulutnya terasa hilang! Padahal saat dia ambil cermin, wajahnya masih utuh. Sejak kejadian itu, Ian berhenti menghisap rokok.


Garna Raditja

Selasa, 19 Oktober 2010

Sepeda Terbang

Seperti biasanya, gerombolan anak muda itu menggowes sepeda tiap Selasa dan Jumat malam. Sepeda yang mereka naiki adalah jenis Fixie yang digandrungi anak muda masa kini. Dicat warna-warni, aksinya memikat hati. Madi dikenal sebagai perakit sepeda. Apapun dia coba untuk mengeksplorasi dengan membongkar sana-sini. Tak puas, ia berpikir bagaimana terbang dengan sepeda fixie. Eksperimen pertama gagal sampai sekarang ini.

"Setannn!" umpat Madi di depan sepeda karena percobaannya gagal. Teriakan itu ternyata mengundang setan berbadan kekar untuk merasuki sepedanya. Esok hari ia bersepeda seperti biasa. Karena melamun, ia tertinggal teman-temannya.Tiba-tiba sepedanya terbang dan membuatnya girang. Namun apa yang dilihat teman-temannya justru membuatnya ketakutan, karena Madi duduk di punggung menunggangi setan yang sedang terbang menuju neraka namun tersasar ke Antartika.

Garna Raditja

Jodoh Yang Diambil Tuhan

Tidak ada yang pernah mengira bahwa jalan hidupnya akan berlangsung seperti ini. Lila adalah salah satu bunga kampus dieranya, tapi masih tetap melajang hingga menjelang usianya yang ke 40 tahun kini. Tidak ada masal...ah dari dirinya, ia adalah perempuan berpendidikan, periang, menarik dan dari keluarga baik-baik. Semuanya normal seperti adanya perempuan kebanyakan. Ia kini adalah seorang karyawati bagian administrasi sebuah perusahaan pengepakan.

Keluarganya tak pernah kehabisan akal untuk membantunya mencarikan jodoh. Berbagai upaya terus dilakukan, tetapi selalu saja menemui kegagalan. Tiap kali ada undangan dari teman-teman yuniornya yang hendak melangsungkan pernikahan, mendadak ia menjadi seperti manusia kerdil, sendiri dan tak berarti. Ia sudah kehabisan kata-kata menjawab bertubi-tubi pertanyaan “kapan menikah..?” dan berbagai variasi pertanyaan lanjutan yang lebih terdengar seperti sebuah cibiran.

Rapat-rapat keluarga besar adalah saat-saat yang menyakitkan baginya. Karena biasanya akan berlangsung seperti sebuah sidang penghakiman. Dengan dirinya sebagai terdakwa dan tak ada satupun yang duduk dikursi pembela.

Jika sudah seperti itu, ia hanya akan diam mendengarkan dan menangis tiap kali ada pendapat yang memojokkan.  Ia kini benar-benar merasa seperti sendiri semenjak ibunya yang menjadi pelindungnya selama ini meninggal akhir tahun lalu akibat komplikasi. Dan rapat keluarga besar enam bulan yang lalu menjadi rapat keluarga yang akan terus diingat Lila sampai kapanpun. 


Ditengah perbincangan yang memanas tiba-tiba salah satu pamannya yang selama ini banyak diam menyampaikan pernyataan. “Hingga batas usianya nanti, Lila akan tetap melajang, sebab pria yang semestinya menjadi jodohnya didunia ini telah mendahuluinya diambil oleh Tuhan.”

Dedalu Digda

Suara Toilet

‎Suatu minggu di Mapolres Semarang Selatan waktu itu dari memasuki areal halaman sampai di parkiran yang terletak di belakang, nampak sepi dari aktifitas. Tak terlihat ada anggota yang lalu lalang. Bahkan kendaraan tak ada satupun yang ada diparkiran.
 
Setelah aku memarkirkan motor beranjak menuju ke kantin yang berada di pojok. Ssampainya di depan kamar mandi yang terletak di tengah jalan sebelum sampai kantin, terdengar suara air yang mengucur berbunyi "krucuk-krucuk". Karena rasa penasaran, aku mengembalikan langkah kebelakang dan melongok ke dalam. Namun bunyi itu tak terdengar lagi kemudian disusul dengan bunyi pintu "kiwir kieier..." yang berasal dari sebuah pintu yang bergerak seperti diayunkan oleh seseorang. 
 
Aku tetap mendekat dan melihat isi didalam kamar mandi tersebut. Perlahan-lahan hingga sampai tepat di depan pintu yang masih terus bergoyang, aku dorong pintu. Begitu pintu terbuka yang aku lihat adalah si nenek penunggu gedung sedang buang air yang menyebabkan bunyi seperti air tadi sambil memegangi pintu sehingga berbunyi  "kiwir kierier..." 
 

Senin, 18 Oktober 2010

Arisani

Ia adalah gadis dengan sejuta pesona. Senyumnya mengembang setiap saat. Indah dan polos seperti bayi. Suaranya menentramkan seperti gemericik air pancuran. Dan sorot matanya akan membuat pria manapun rela melakukan apa saja untuknya.

Tapi siapa menyangka jika dibalik semua pesonanya sejatinya ia adalah pembunuh berhati bengis Jemarinya yang lentik siap menusuk dan merobek untuk kemudian memburaikan seluruh isi perutmu. Ia mengincar bagian paling merah dari dirimu darah dan juga Hatimu!

Untuk darah ia akan mereguknya cepat-cepat sebelum menjadi beku. Dan untuk hati, ia akan menimang-nimang sebentar lantas meremukkannya kemudian hingga menjadi gumpalan-gumpalan kecil berhamburan.

Saat kau tak lagi bisa merasakan sakit, ia akan meludahi kemaluanmu lantas mengguyur sekujur tubuhmu dengan berliter-liter bahan bakar dan menyulutnya tanpa belas kasihan. Menari-nari saat bangkaimu berkobar dan meninggalkannya begitu saja seolah semuanya tak pernah terjadi.

Ia adalah Arisani, gadis bengis yang terbungkus kelemah lembutan.


Dedalu Digda

Antara Tanah Kusir & Bintaro

Jon, baru seminggu bekerja di salah satu agen taxi daerah Tangerang. Diliputi perasaan semangat mencari ongkos tambahan karena istrinya hamil tua, dia terus bersabar ngetem penumpang di sekitar Bendi meski hari sudah dini. Tepat pukul 03 WIB, seorang penumpang kira-kira berumur 60an memintanya diantar ke Sektor IX. Sepanjang jalan, sang penumpang itu terlihat gelisah diam seribu bahasa.

Jon hanya sesekali mengintipnya dari spion untuk memastikan sang penumpang baik-baik saja, dan sesekali dia mendengar suara batuknya, suara nafasnya yang berat. Mobil melaju di sekitar permata, dimana Mas Jono berusaha bertanya arah yang dimaksud.A langkah kaget bukan kepalang saat mengetahui penumpangnya tersebut telah meninggal dunia

Aga Petir

Sabtu, 16 Oktober 2010

Kutukan Hujan Merah

Ini adalah tahun 2015, bulan Oktober akhir. Musim sudah tak menentu, tapi hari ini hujan, begitu deras. Berita di TV ada yang aneh, beberapa daerah di negeri ini juga mengalami hujan yang sama, tapi hujannya berwarna merah. Istana Negara, Madiun dan beberapa daerah di Bali mengalaminya. Negeri ini kebingungan bukan main. Presiden memanggil beberapa ahli dari dalam dan luar negeri, malam itu juga. Dalam basah dan merah yang anyir mereka berdatangan, tak ada yang mampu menjelaskan, bahkan teori kebocoran pabrik gas pun diabaikan.

Malam itu hujan merah masih misteri. Cat putih istana negara berubah menjadi merah keesokan harinya. Merasa malu dan jadi bahan perbincangan dunia, Presiden kalap, dia memanggil paranormal meski jadi bahan olokan para oposan. Paranormal kerasukan, menggelinjang, berteriak-teriak lalu kemudian tenang. Melalui paranormal, sang arwah menyampaikan pesan. 


"Hujan semalam adalah kutukan dari kami yang terlupakan, 50 tahun yang lalu, kami dibawa ke tengah hutan lalu kalian siksa tanpa pengadilan. Kami tak pernah terungkap lalu kemudian kau hapuskan ingatan tentang kami kepada negeri ini, kau kucilkan anak-cucu kami, mengintimidasi mereka hanya karena mereka adalah keturunan kami! Tunggulah kutukan kami selanjutnya! Akan datang kepadamu laknat dari langit!"
Paranormal jatuh pingsan, dan presiden bunuh diri.

Vivid Wicaksono

Jumat, 15 Oktober 2010

Petani Gandum

Warga desa Saskatchewan, Canada, setiap malam sering mendengar suara mesin gergaji di dekat ladang gandum dekat rumah mereka. Mereka mengira itu adalah suara mesin penggiling gandum milik seorang petani gandum terkaya, bernama Richard di desa mereka. Dave, seorang remaja desa itu, suatu malam berjalan melewati rumah Richard. Dave mendengar suara mesin gergaji itu semakin jelas. Tetapi dia terus berjalan hingga melewati samping rumah Richard, berupa gudang terbuka.

Penasaran, Dave berjalan mengendap-endap dan bersembunyi di balik pohon untuk mengetahui apa yang terjadi di dalam gudang itu. Betapa terkejutnya dia melihat tangan kanan Richard memegang mesin gergaji untuk memotong bagian-bagian tubuh mayat-mayat manusia yang telah kaku, mengulitinya, lalu mengambil tulang-tulangnya. Kemudian tulang-tulang itu dibakar di tungku dan abunya dimasukkan ke dalam karung-karung gandum yang biasa dibeli dan dikonsumsi warga desa tersebut.

Fita Yuniar Bassalamah

Tania

Tania adalah seorang gadis kelas 1 SMU di sebuah sekolah di pinggiran Jakarta. Tania punya kebiasaan menyendiri dan menggambar menggunakan spidol merah di buku hariannya di sudut taman sekolah tiap kali istirahat, sambil memperhatikan teman-teman perempuannya bermain. Rika, salah seorang siswi paling populer di sekolah, selalu meledek dan menghasut teman-temannya untuk menjauhi Tania.

Suatu pagi, pihak sekolah digemparkan dengan penemuan sesosok mayat salah satu siswi sekolah itu. Dengan luka sayatan pada bagian vitalnya, perut menganga dan usus yang terburai berceceran di lantai aula sekolah. Wajahnya melepuh seperti terkena cairan air keras. Lidahnya menjulur keluar seperti ditarik paksa. Namun seragam siswi itu justru dilipat rapi di samping mayat itu dan tertera nama Rika di badge seragamnya.

Ketika pihak sekolah meminta polisi untuk menyelidiki, polisi menemukan sebuah buku harian kecil yang tergeletak di samping seragam siswi malang itu. Di sampul depan buku harian itu tertera satu nama yaitu Tania. Dan di dalam buku itu, ada satu ilustrasi gambar yang sama persis dengan kondisi saat mayat Rika ditemukan.

Fita Yuniar Bassalamah

Jamban Berlidah Sutra

Toilet umum di pinggir terminal itu tampak selalu bersih. Meski hanya dibersihkan hanya sebulan sekali, jamban dan porselinnya mengkilat nan wangi. WC itu juga menjadi favorit penggunanya walau harus mengantri. Padahal, ada dua toilet yang lain tersedia.

Mia, sejak sebulan terakhir ini pisah ranjang dengan suaminya dan kendaraan yang biasa dipakai disita. Ia kini setiap harinya harus naik bus dari terminal. Suatu ketika, ia ingin buang hajat dan pergi ke WC itu. Gilirannya memakai, seperti ia dengar cerita dari orang-orang, WC itu benar spesial adanya.

Saat jongkok diatas jamban, tiba-tiba tubuhnya menggeliat, keasikan pula. Seperti ada sesuatu yang halus perlahan-lahan menyentuh bagian tubuhnya. Tak terasa buang hajatnya selesai, rasanya ia tak ingin mengakhiri. Dibalik toilet, jamban berwarna merah muda itu ternyata memiliki lidah sehalus sutra yang menjilat lincah, seraya memakan kotoran manusia dan sendawanya mengeluarkan bau wangi dimana-mana.
 

Kamis, 14 Oktober 2010

Salah Mantra

Dani Waskita, seorang pekerja keras, bekerja pada sebuah bank swasta, 3 hari ini dia tidak tidur. Deadline perusahaanya memang sangat ketat. Bos yang galak membuat dia sengsara tiap hari. Tadi sore sepulang dari kantor, dia menemui Ki Sekti, seorang paranormal paling sakti di kotanya.

Setelah berkonsultasi panjang lebar dengan sang dukun, dia memutuskan untuk membunuh bosnya melalui boneka voodoo. Kepala boneka dipuntir sedemikian rupa, kakinya dipatahkan, tangannya di putus, dan diinjak-injak hingga tak berbentuk.


Keesokan harinya dia bekerja dengan wajah yang lebih ceria dari biasanya. Dia berharap sepeninggal bosnya yang lalim, dia akan jauh lebih tenang dalam menjalani hidupnya. Sesampainya di kantor, dia melihat semua teman-temannya, bersuka cita, bergembira dan ceria. "Akhirnya dia mati juga" pikir Dani.


Tapi dia salah, bosnya masih disana berdiri tegap, dan wajahnya begitu ceria, sangat ceria, tidak seperti biasanya. Dia bahkan tersenyum kepada semua karyawannya. Dani bertanya-tanya, "Kenapa bosku belum mati, kenapa semuanya ceria, tak seperti biasanya ." Dia memasuki ruangannya, ada sebuah koran hari ini dan sebuah karangan bunga besar. Dibacanya koran itu, "Seorang Karyawan Bank Swasta Meninggal Mengenaskan Semalam", dilihat gambar wajah di korannya itu, dia serasa mengenalnya.


Lalu dia terkaget setelah mengetahui gambar di korannya adalah dirinya sendiri, dia termenung dibawah karangan bunga bertuliskan "Selamat Jalan, Dani Waskita". Dani masih saja termenung, bukan kematiannya yang dia pikirkan, tetapi dia tersadar bahwa dirinya ternyata adalah orang yang paling dibenci di kantornya, bukan bosnya.

Vivid Wicaksono

Rabu, 13 Oktober 2010

Bahu Laweyan

Para tamu yang hadir dalam resepsi pernikahan antara Erika dan Fafa mulai sepi. Ini merupakan pernikahan ke 3 buat Erika . Entah ada misteri apa, pernikahan Erika dan suaminya terdahulu hanya beberapa jam. 2 suaminya tewas misterius diranjang usai malam pertama. Matanya melotot, tubuhnya membiru dan kejang. Malam ini mungkin malam yang dinantikan oleh Fafa untuk menaklukan "bahu laweyan" yang melekat pada istrinya sebagai kutukan.

Imam Rahmayadi

Hantu Stres

Agi adalah pria tanggung yang selalu pulang kerja tengah malam. Menyukai hal-hal tentang luar angkasa khususnya tentang makhluk ekstra-terestrial. Tiap kali melihat langit malam, dia selalu membayangkan dirinya diculik oleh alien. Dia yakin akan datang waktunya karena menurutnya, nanti akan diajak keliling dunia bahkan antar galaksi.

Tiap kali ada setitik sinar yang muncul dilangit, ia anggap itu adalah UFO. Seringkali dia dianggap lelucon oleh teman-temannya. Keteguhan hatinya terhadap mahkluk lain selain dibumi, ia hantarkan pada doanya tiap malam untuk bisa bertemu dengan mereka.

Suatu malam, dia pulang kerja berjalan seorang diri. Saat melewati gang sebelum rumahnya, dia melihat sosok hantu putih berambut panjang. Seketika itu juga dia berpikiran doanya terkabul. "Tunggu...tunggu jangan pergi dulu. Beri aku waktu untuk mengemasi barang," teriak Agi sambil berlari menuju rumah. Hantu itu berpikir berhasil menakuti orang bodoh itu.

Selama menyiapkan tasnya, hantu itu datang lagi. "Aduh...sabar dong. masa sudah datang jauh-jauh sudah mau pulang lagi. Jalan-jalan dulu aja sana," geram Agi. Sang hantu mulai kebingungan dengan tingkah lakunya. Untuk menakutinya lagi, hantu itu terbang di atas kepalanya. "Wah hebat! Aku mau dong digendong. Aku siap diculik nih". Hantu itu kemudian stres dan pergi meninggalkan Agi karena merasa disia-siakan.

Garna Raditja

Skenario Jahanam

Lapor, Paduka…!
Hari ini semua rakyat golongan bawah sudah menerima hadiah ekonomi ala kadarnya. Dan mereka semua senang, dimana-mana nama Paduka diteriakkan dengan gegap gempita. Kini Padukalah yang menjadi symbol kesejahteraan bagi mereka.

Bagus…! Lantas bagaimana dengan mereka para juru tulis itu..?
Semua sudah masuk kedalam perangkap, Paduka…. Mereka kini terlena mengikuti kisah-kisah yang kita skenariokan. Mereka bahkan telah lupa dengan fungsi dan peran keberadaan mereka seperti yang diamanatkan undang-undang.

Ini baik, Lanjutkan…!
Jangan biarkan mereka golongan bawah ini tersadar dengan keadaan. Kamu harus terus menghembuskan mimpi-mimpi surgawi ke benak mereka. 

Dan kepada mereka para juru tulis itu, susun skenario lanjutan. Buat sedikit variasi tentang ancaman bencana ekonomi. Musuh utama mereka adalah kebangkrutan. Jangan biarkan mereka mengenal bagaimana seharusnya menulis dengan baik dan benar.

Laksanakan, Paduka..!
 

Selasa, 12 Oktober 2010

Status Sialan

Yatmo berjalan terpincang-pincang ketika petugas Resmob Kepolisian menggelandangnya kehadapan belasan wartawan yang berdiri berdesak-desakkan. Lampu kamera dan kilau flash berkilat-kilat menyorot muka Yatmo. Sumpah serapah dan pertanyaan mencecar terdengar bergantian.

Yatmo adalah tersangka tunggal kasus pembunuhan berantai atas delapan orang gadis. Kesemuanya ditemukan terbunuh dengan kondisi mayat mengenaskan dalam waktu berurutan. Polisi menemukan kesaman motif dari delapan mayat gadis yang ditemukan. Semua mayat yang ditemukan dalam kondisi terpotong-potong dan direbus oleh si pembunuh. Sebuah mekanisme pembunuhan yang cerdik dan terencana dengan begitu baik.

Polisi sebenarnya kesulitan mengungkap kasus pembunuhan sadis berantai tersebut. Yatmo diseret ke pengadilan dengan bukti yang kurang cukup. Hanya berdasar bahwa tersangka pernah menulis status di akun facebooknya “Perempuan sialan, akan kucincang dan kurebus kalian…!!!” 

Polisi tidak berhasil menemukan alat bukti pembunuhan, sidik jari tersangka, bahkan identitas korban. Sesuatu yang tidak mungkin didapatkan polisi di mayat yang telah direbus.
 

Blog Maut

Sang pembuat blog ini sudah sehari tidak memuat cerita baru. Para pembacanya bertanya-tanya tentang keberadaan dia. Mereka mengira blog ini berhenti lantaran terdengar isu kalau dia telah bunuh diri. Arif, teman satu kontrakannya juga mengaku sudah lama tidak melihat temannya.

Usut punya usut, seminggu lalu sejak blog ini dibuat, semua tulisan yang dimuat di blog, kejadiannya terjadi secara berurutan sesuai cerita. Arif yang juga sempat mengisi blog tersebut kini menyesali tentang tulisannya yang beberapa hari kemudian ada kabar tewasnya gadis kecil yang sama persis dengan apa yang ia tulis.
 
Namun bagi sebagian sisa pembacanya justru membuat blog baru untuk meneruskan cerita-cerita horor yang lain, bahkan apa yang ditulis oleh mereka juga akan terjadi dan blog itu semakin menebarkan teror. Sang kreator blog masih memojok diruangan. Ia semakin menyesali atas apa yang telah dilakukannya seraya memotong urat nadi tangan.

Garna Raditja

Pesta Para Penguasa

Suara tawa berderai-derai tiap kali pria-pria gendut yang duduk berhimpitan dimeja tersebut ada yang selesai bicara. Seorang pelayan gemulai berjalan pelan dengan sebidang nampan di tangan kirinya. Mendekati meja dan dengan cekatan membalik-balik gelas lantas menuangkan minuman dari botol-botol kristal berleher angsa. 
 
Mengocok-ngocok sebentar untuk mengurangi kekentalan dan …Cessss,…. bunyi minuman yang dituang saat beradu dengan kotak-kotak kecil es batu di dalam gelas. Warnanya merah, menggoda selera.
“Mari bersulang…. Ini untuk kebersamaan anda para borjuis dengan kami, Semoga kekuasaan ini langgeng..”
 
Puluhan gelaspun saling beradu dan berdenting. Mereka adalah kelompok pemilik kekuasaan nyata diatas bumi. Hari ini mereka kembali berpesta, meminum darah manusia rendahan dari kelas-kelas pekerja.
 

Minggu, 10 Oktober 2010

Makan Spesial

Hari ini sangat istimewa, tanggal 10 bulan 10 tahun '10. Aku sempatkan mengunjungi pamanku yang tercinta di desa, dia mengucilkan dirinya sendiri di sana. Kubawakan makanan spesial kesukaanya sewaktu di kota, sangat spesial tentu saja, 10 mata laki-laki perjaka, 10 limpa mentah perawan yang dicampur darah segar dari 10 pengantin yang baru saja melewati malam pertama.

Vivid Wicaksono

Batu Nisan

Pestaku yang dirayakan hari ini tak semeriah tahun lalu. Aku merasa diriku tak semuda dulu. Teman-teman meledekiku si uban karena sudah beberapa tahun belakangan ini rambutku tumbuh menjadi putih. Apakah menjadi tua itu salah? pikirku dalam hati. Apa sich hebatnya aku? Sampai-sampai menjadi tua saja jadi bahan ledekan. Bukankah menjadi tua itu wajar? 

Ah sudahlah, aku jenuh dengan semua pikiran yang selalu menghantuiku itu. Sementara teman-teman lain tengah asyik bercengkrama, kenyang dengan segala makanan dan minuman ala kadarnya, aku di sini malah sedang duduk menyendiri sibuk denga pikiran-pikiran penatku, sambil sesekali memandangi batu nisan yang bertuliskan nama dan tanggal matiku 10/10/10 dan terkuburlah aku bersama pikiran-pikiranku.

Riska Farasonalia

Mati Muda

Perkawinan, kelahiran dan berbagai kejadian banyak terjadi hari ini (10/1010). Ada yang bersukacita menunggu momentum yang ditunggu-tunggu sejak seabad yang lalu. Dari kegembiraan itu, jalan-jalan di kota Semarang terlihat warna-warni. 

Gerombolan orang dengan berbaju ala hippie itu berjalan menuju kali dekat Tugu Soeharto dengan menaburkan kembang kemangi. Sesajian dan dupa beraroma mariyuana itu dipersiapkan untuk menghasilkan pelangi dilangit yang terakhir kali. Mereka adalah pemuda-pemudi yang ingin mati muda dengan menenggelamkan diri.

Garna Raditja

Kebangkitan

Aku mendengar kabar dari jejaring sosial, ada blog yang menceritakan kengerian yang sesaat. Pasti menarik sekali pikirku. Kebetulan aku adalah penikmat cerita horor. Langsung saja kubuka blognya, dan SIALAN!!!!! ada cerita kematianku disana!

Vivid Wicaksono

Superhero

Sindikat perampok bengis beraksi di berbagai tempat. Mereka tak segan-segan membunuh orang yang menghalangi. Tak melihat tua muda, maupun anak, tua renta tak luput dari pisau mautnya. Ciri-cirinya, mereka mengenakan kostum superhero. Aksinya yang bertolak dari baju yang mereka kenakan, meresahkan warga kota dan khususnya bagi rumah yang kaya. Mereka berharap, tidak menjadi korban berikutnya.

Suatu ketika, mereka bosan menyatroni rumah mewah dan ingin merampok keluarga sederhana. Datanglah ke sebuah rumah yang dihuni pasangan dua anak, terlihat sakinah. Kelima kawanan itu berpencar mengelilingi rumah yang asri nan jauh dari pemukiman warga. Salah satu dari mereka mengintip memantau kondisi rumah. Rupanya, keluarga itu sedang makan malam.

Saat mengendap-endap, perampok itu mencium bau busuk di dapur. Mereka dikejutkan dengan potongan tubuh yang sudah penuh ulat, tertata untuk siap disantap. "Saatnya untuk sajian pencuci mulut", ujar sang Ibu yang menuju dapur. Para perampok gemetaran melihat segumpal otak dan kandung kemih yang dilumuri lendir dahak.

Salah satu perampok muntah dan keluarga itu melihat mereka bersungut. Belum sempat kabur, mereka diajak untuk bergabung makan. Perampok yang lainnya sudah terbirit-birit lari, namun yang baru saja muntah itu kini di tengah meja bersama mereka."Kami senang dengan kehadiran anda, kebetulan anak kami suka superhero. Mereka akan suka makan malam dengan kamu," kata sang Ayah sambil memegang pisau milik perampok.

Garna Raditja

Sabtu, 09 Oktober 2010

Fotomodel

Bana, adalah seorang fotografer model. Karya-karyanya yang dahsyat dan eksploratif, membuat para model mengantri giliran untuk dipotret. Sehari-harinya dia dikelilingi model-model cantik, diantara mereka tak pernah menolak untuk diajaknya kencan. 

Merasa bosan dengan lokasi pemotretan, dia mendapatkan ide untuk memilih Kali Semarang yang kotor untuk dijadikan lokasi. Agensinya kualahan, tak ada model yang berminat untuk proyeknya yang satu ini karena sang model harus mandi ditengah aliran sungai yang penuh sampah. Datang seorang perempuan yang bersedia, menawan pula. Pemotretan pun berlangsung dengan lancar. Karyanya itu mengejutkan dunia. 

Kini, para model-model itu pun kembali mengantri untuk dipotret hal yang serupa, malahan salah satu supermodel meminta untuk difoto di tempat-tempat paling kotor dan menjijikkan. Para fotografer seluruh dunia pun memburu sungai-sungai yang serupa dan menjaga supaya tetap kotor. Kini, seluruh kota dipenuhi sampah dan wabah penyakit akibat ulah para fotografer model.

 Garna Raditja

Akhir Dunia

Awan menggumpal tebal. Mendung dengan gelegar petir memekik. Sungai-sungai menyusut, lautan pun berubah menjadi jurang terjal. Kapal-kapal menjadi bangkai, ikan-ikan beterbangan ke langit. Manusia panik menyelamatkan diri dan hartanya. 

Tampak sepasang kekasih yang lebih memilih berselimut sambil mengucap janji setia, ada pula terlihat tenang yang menganggap ini bencana biasa. Namun, di titik kedalaman samudera pasifik, muncul sebuah ubur-ubur raksasa dan mendekap bumi dengan tentakelnya. Itulah akhir dari kehidupan di bumi yang fana.

Garna Raditja

Pria Jadi-jadian

Sungai Banger yang terkenal kotor itu tiba-tiba bersih dan wangi. Tak ada sampah, air yang biasanya keruh kini menjadi bening, bahkan dengan kedalaman 4 meter itu terlihat dasar sungai. Namun, sejak 7 wanita hilang tanpa sebab, warga sekitar tak berani untuk mendekati dan memandang sungai itu sedikitpun. 

Diduga, di dalamnya ada pria telanjang yang selalu menyelam dan mengajak untuk berenang dengan melambai-lambaikan tangan. Pria jadi-jadian itu dikenal pemakan sampah dan air seninya membuat sungai itu menjadi wangi.

Garna Raditja

Sungai Merah

Aku berlibur ke sebuah desa dimana sungainya masih bersih dan indah. Hanya saja tiap jam 6 petang, bau anyir, dan pekik minta tolong datang bersahutan. Warna air berubah merah darah. Pada tahun 1966 sungai itu adalah tempat pembantaian petani-petani yang dianggap berhaluan kiri.

Vivid Wicaksono 

Apetite

Rosit menyeringai dingin sambil menatap isi lemari kamar kosnya yang penuh dengan potongan tubuh kawan-kawannya yang singgah seminggu sebelumnya. Potongan kepala, kaki, tangan dan jari-jari ditata rapi berjejer disamping bungkusan karung berisi isi perut manusia yang sudah mulai membusuk dan berbelatung.

Sementara itu di atas ranjang berserakan buku-buku resep masakan yang bahkan beberapa masih terbungkus plastik rapat lengkap dengan label harganya. Nanti malam pesta besar!!

Eka Rudiyanta

Studio Berdarah

Seorang operator menyimak dengan sumringah karena banyak beragam manusia manusia penuh kreatif masuk ke studio tersebut. Sembari sang operator beristirahat sejenak selepas melayani konsumen, ia menyalakan lintingan alami, tiba-tiba tersentak mata dia ke arah pintu studio. Pandanganya rabun buyar menjadi pandangan baru seperti bisa melihat sesuatu kejadian didalam studio yang tertutup rapat.

Suara gaduh tidak beraturan disertai teriakan wanita terjadi didalam studio itu, padahal semua personilnya laki-laki, apa yang terjadi? Semua orang tergeletak penuh darah. Dan satu orang yang setengah sadar berdiri, menatap kebawah sambil membawa pisau sembari mengayun ayunkan badanya terus menerus. Anehnya orang itu matanya tercongkel satu dan masih bisa bergerak.

Indra Kolang Kaling

Lampiran Dalam Email

Saat itu sudah gelap, jam di dinding kantor menunjukan pukul 07.35. Aku mengambil lembur karena besok akan berlibur. Di ruangan itu hanya ada aku dan salah seorang OB bernama Mas Nur. Komputer yang menyala, menunjukan email yang masuk. Kebetulan aku sedang menunggu surat perintah dari bos. 

Saat ku buka file lampiran dari email tersebut, yang muncul adalah slide show beberapa foto tubuh bos ku yang terkoyak gergaji mesin. Sedetik bukanlah waktu yang singkat untuk kaget, seketika Mas Nur tiba-tiba berdiri di sampingku dan menyeretkan gergaji mesinnya ke arah tubuhku.


Aga Petir

"Siapa Suka Paha?"

"Bangsat, itu bagianku!!" hardik Maraeng kepada adiknya yang terlihat sedang lahap menyantap potongan besar daging segar yang masih berlumuran darah.crak...crakk..crakk..tak diduga, tanpa ampun Lingga mengayunkan parang menghajar kepala kakaknya hingga pecah berantakan.

Semburat darah dan ceceran otak berleleran disela-sela retakan tengkorak kepala maraeng yang terlihat masih berkelojotan meregang nyawa. Dengan sigap Lingga memotong paha bagian dalam kaki maraeng, bagian tubuh kegemarannya untuk dimakan. Sambil bersiul datar, Lingga menyeret tubuh kakaknya, menyejajarkanya dengan tubuh mati ibunya, bapaknya, kakeknya, dan dua orang adiknya yang bernasib sama, dipotong paha bagian dalamnya.

Eka Rudiyanta

Sang Pemburu

Jum’at, 3 september 2009 kawasan hutan Gunung Ungaran.

Pukul 16:00 WIB...Hampir seharian Gondho merunduk-runduk menanti sasaran di rerimbunan pohon dan perdu hutan sebelah barat gunung Ungaran. Sebagai ketua tim rombongan berburu, terlihat benar jika Gondho gelisah. Sudah lebih dari delapan jam ia beserta rombongannya menunggu sasaran babi hutan, namun tak sekalipun binatang tersebut terlihat melintas dalam bidikan. Gondho adalah seorang pensiunan Letnan Kolonel TNI dari batalyon infanteri.

Pukul 16;30 WIB… Tiba-tiba dari balik rerimbunan pohon muncul serombongan kera ekor panjang yang melompat-lompat berpindah dahan. Jumlahnya kurang lebih ada 12 ekor. Kera berbadan paling besar berada didepan sementara kera lainnya mengikuti pelan dibelakang. Kera paling besar terlihat waspada memperhatikan sekeliling. Matanya tajam, bulunya panjang cemerlang berkilauan ditimpa cahaya sore. Gondho sontak mengarahkan bidikannya ke rombongan kera tersebut. Dalam sekali sentakan senapan kaliber 4,5 mm yang dibawanya menyalak. Dan dalam hitungan detik saja rombongan kera tersebut lintang pukang berlarian berteriak-teriak tak karuan. Terlihat jelas dari jarak 30 meter darah muncrat membasahai daun-daun yang semula hijau. Kera yang semula memimpin rombongan terlihat terkapar dengan kepala pecah berantakan tertembus peluru senapan Gondho.


Jum’at, 3 September 2009 Kawasan Simpang Lima Semarang
Pukul 16: 00 WIB…Prasasti pulang dari mengikuti les piano. Gadis belia berwajah lembut tersebut berlari-lari kecil menghindari rinai hujan yang mulai turun. Ia berteduh dibawah warung tenda kaki lima sambil menunggu angkutan umum lewat. Seminggu sekali setiap hari Jum’at Prasasti mengikuti les piano setelah selesai sekolah. Tak seperti biasanya, hari itu prasasti pulang les sendiri tidak dijemput orang tuanya. Ayah prasasti adalah seorang mantan tentara dengan pangkat terakhir Letnan Kolonel.

Pukul 16:30 WIB… Hujan turun makin deras saja. Angin kencang diselingi kilat petir seperti mengoyak angkasa. Tiba-tiba terdengar suara gemeretak panjang diikuti suara berdebam. Sebuah papan reklame berukuran besar roboh menimpa warung tenda kaki lima tempat berteduh prasasti. Terdengar suara rintihan, empat orang mengalami luka serius termasuk pemilik warung tenda. Prasasti tertelungkup tak bergerak, baju seragam sekolahnya merah darah. Kepala Prasasti hancur dihantam batang besi penyangga papan reklame.

Dedalu Digda

Jumat, 08 Oktober 2010

Kamar Jejaka

Sudah dua hari ini Sudib tidak tidur di kamarnya sendiri. Entah mengapa akhir-akhir ini jejaka berbadan sentosa tersebut bergidik tiap kali memasuki kamar yang telah di huninya sejak beberapa bulan lalu tersebut.
Sama sekali ti...dak ada yang mencurigakan di kamarnya, selain kering dan bersih kamarnya juga terang. 

Cerita kengerian tidur dikamarnya bermula dari minggu pagi lalu. Sewaktu ia tengah berbersih kamar. Dibagian lantai pojok utara kamarnya ia mendapati ubin yang tidak rata sempurna. Sudibpun berinisiatif untuk merapikan ubin tersebut. Tiap kali sudib menekan ubin, seketika itu pula ubinnya justru menyembul keluar dan makin ditekan makin keluar. 


Sudib penasaran dan mencungkil ubin tersebut secara serampangan. Dibalik ubin tersebut terdapat lubang sebesar kaleng susu. Sudibpun kian penasaran dan merogohkan tangan kanannya kedalam lubang tersebut. Tangan Sudib merasakan sesuatu yang dingin, lembek dan lengket. Tanpa ragu-ragu sudib meremas, mencengkeram dan mengangkatnya tinggi-tinggi.  Aargghhhhhhh……., janin bayi yang telah menghitam dan mulai membusuk!


Dedalu Digda

Jalur Tengkorak

Jalan perintis kemerdekaan Semarang, sering disebut sebagai jalur tengkorak. Tak aneh, puluhan atau mungkin ratusan nyawa telah musnah di sepanjang jalan tersebut. Apa penyebabnya?? banyak orang tidak mengetahui secara pasti. Secara ilmiah, disebutkan bahwa jalan tersebut membuat orang terlena. jalan menurun panjang, luas, dan halus, membuat para pengendara selalu menggeber kendaraan dengan kecepatan tinggi.

Namun yang perlu diketahui adalah sebuah kerajaan iblis berdiri di tengah jalan sepanjang perintis kemerdekaan. Setiap tahun petinggi kerajaan tersebut meminta korban jiwa. Itupun tak hanya satu, bisa jadi puluhan orang harus dikorbankan, untuk memuaskan keingingan petinggi kerajaan iblis tersebut. Bagi anda yang melintas di jalan perintis kemerdekaan setiap hari, sebaiknya anda mempersiapkan diri untuk menghadapi giliran anda!!!!!

Mata Indah

Matanya kuyu dan sorot matanya tertuju sangat datar. Tiap kali bertemu orang, dia hanya menundukkan kepala, karena tak ingin terlihat matanya. 2 bulan yang lalu, dia adalah seorang pemuda yang riang. Matanya yang menggoda, membuat para wanita yang menatapnya mudah untuk diajak kencan.

Belakangan ini, ia berhenti menjalankan aksinya. Kedua bola matanya kering dan membusuk, karena tak pernah mengerdipkan mata. Jika ia berkedip, apa yang dilihatnya adalah seorang wanita dengan wajah mirip dirinya sendiri.

Garna Raditja

Nasi Babat

Pejabat itu suka sekali melahap segala jenis makanan. Kali tempo, ia mengunjungi pulau Bali. Tapi dia sedang ingin makan nasi goreng babat ala Semarang. Ia perintahkan pegawainya untuk mendapatkan, apapun caranya. Seluruh pelosok kota sudah dilaluinya. 
Malam semakin larut. Saat sedang istirahat di tepi jalan, ia melihat warung yang menyediakan makanan yang dicari bosnya. Sesampainya di hotel tempat bosnya menginap, pejabat itu langsung menyantap dengan sekejap. Karena rasanya lezat, dia mencoba mengamati babat terakhir yang disendoknya. Tak tahunya, babat itu berasal dari salah satu bagian organ yang menggantung di sebuah kepala yang kerap disebut leak.

Upeti

Tempat Pemakaman Umum Bergota itu sudah penuh. Nisan-nisan yang terpasung ratusan tahun itu mulai runtuh. Seorang pengusaha membeli wilayah itu untuk membangun sebuah mal, karena di tengah kota sudah tak ada lahan lagi.

Mal pencakar langit itupun selesai, bahkan dinobatkan sebagai gedung tertinggi didunia. Pekerjaannya sukses dan keluarganya bahagia. Namun untuk mempertahankan itu semua, pengusaha itu setiap malam harus bersetubuh dengan semua jenazah yang dia kumpulkan di sebuah bunker di bawah rumahnya yang mewah.

Garna Raditja

Pencari Data

Dimas adalah seorang wartawan kriminal. Sehari-harinya meliput berita pembunuhan yang kini sedang marak terjadi. Dalam sebuah kasus, dia menginvestigasi pelaku yang buron dan tak ditemui saksi, sedangkan ia harus mencari data ...untuk sebuah rubrik laporan berseri. 
Tak kunjung menemui titik terang, ia nekat menyusup ke kamar mayat di RSUD kariadi dan mendapatkan korban yang sedang diautopsi. Dikemudian hari, laporan beritanya dipuji dan mendapatkan prestasi. Ternyata, Dimas mengorek data dengan bertanya langsung kepada korban yang ternyata mati suri.

Noda Darah

‎"Tolooooonggg....toloooong....arrrrrggg", Suara yang berasal dari rumah kos2 an di jalan Srigunting membangunkan rangga, tepat jam dinding yang menempel di kamarnya berdentang 12 kali. Perlahan lahan rangga mengendap endap di rumah tua itu, saat melintas di kamar rani..angin kencang membuat jendela terbuka bersamaan suara anjing hutan melolong saling bersautan. 
Auuuuuuuu....Auuuuuuu.... Rangga menghentikan langkahnya saat melihat tubuh wanita cantik yang berprofesi sebagai hostes ini terkapar berlumuran darah. Tubuhnya tercabik cabik. Rangga semakin tersentak ketika melihat dada rani berlobang dan tidak mendapati organ tubuh. 
Dari ceceran darah dilantai rangga berusaha menelusurinya. ketika sampai di kamar mandi dan melihat kaca wastafel rangga terperanjat. Sebuah tulisan dengan noda darah sangat mencolok terlihat di kaca "TUNGGU GILIRANMU"....

Larung Abu

Kemarin aku lewat Semanggi, tengah malam sehabis lembur. Teman-teman telah mendapatkan taxi ke tujuan mereka masing-masing, aku sendirian. Sepi. Seorang perempuan datang ketakutan meminta pertolongan karena rumahnya dibakar. Aku melihat sekitar, tak ada pembakaran, kubalikan lagi pandang dia telah menghilang. Tertinggal abu hitam di tanah dan sepucuk surat berisi "tolong, larung abuku ke lautan".

Vivid Wicaksono

Masa Kecil

Aku bertemu sahabatku kemarin, kita berkeliling kota bercengkerama, mengenang masa kecil kita ketika kami berdua belum tertabrak kereta.


Vivid Wicaksono

Penyiar Radio

Di tengah malam, penyiar radio itu hanya menatap layar komputer tanpa mau menoleh dan berbincang lagi dengan rekannya yang duduk di sebelah kanan. Ia tak mau memandang wajah rekannya yang berlumuran darah akibat kecelakaan yang merenggut nyawa rekan siarannya minggu lalu.

Pra Vlatonovic

Putih

Setiap malam sampai saat ini, saya masih belum dapat menangkap dengan jelas sosok putih yang tiba-tiba lewat di jendela kantor saya.

Bukhi Prima Putri

Hitam Besar

Pas setengah sadar kebangun jam 2 pagi, Tiba-tiba ada 2 makhluk hitam besar yang muncul di samping tempat tidur saya dan di telinga muncul suara-suara gemuruh, sepertinya makhluk itu mencoba berkomunikasi dengan saya. Setelah baca istighfar mereka hilang.

Fita Yuniar Bassalamah

Lantai Loteng Tak Berpenghuni

Sudah dua hari dua malam, aku menghuni rumah kontrakan yang cukup mungil ini, dan ini adalah malam ketigaku. Aktifitas peliputan di siang hari, telah menyita segala daya fisik dan pikirku. Setelah pulang dan sesampainya di kontrakan, aku langsung merebahkan tubuhku ke tempat tidurku, untuk sekedar menghilangkan penat dan mempersiapkan fisik untuk esok hari.

Dua malam lalu, aku selalu mendengar rintihan seorang wanita yang meminta tolong dari bagian belakang rumah. Hal itu selalu terjadi setiap pukul 00.00 karena tubuhku yang sudah terlampau lelah dengan aktifitas siang hari, aku hanya mengacuhkan suara itu. Aku berpikir itu mungkin tetanggaku yang sedang bertengkar dengan suaminya. maklum, aku orang baru di kampung ini. Akan tetapi malam ini aku begitu penasaran. Rasa lelahku, tak bisa menghalangi rasa penasaran itu. 


Malam ini, suara itu kembali terdengar jelas. Rasa kantukku tiba-tiba hilang. Aku mencoba mengobat rasa penasaran yang menggunung dalam dadaku. Kucoba langkahkan kaki menuju belakang rumah. Penerangan yang tidak terlalu memadai di rumah kontrakan baru itu, membuatku merinding. Aku merasakan suara itu tidak seperti suara manusia. Terasa begitu berat dengan desisan minta tolong. 

Begitu aku membuka pintu belakang, aku begitu terhenyak. Kumelihat tubuh wanita tua yang menggantung di atap. Tubuhnya di penuhi luka. Wajahnya penuh dengan darah. Bajunya robek hampir di semua bagian, memperlihatkan sisa-sisa penganiayaan.

Dadangman Penghuni Surga

Cinta Suami

Seorang suami yang membunuh istrinya itu kini meringkuk di penjara. Sudah 3 tahun berjalan, ia tak pernah tidur. Sehari-harinya tersiksa dengan kehadiran seseorang tiap malam.

Ia adalah istrinya yg ingin selalu minta dicium sampai pagi. Saat malam tiba, pria itu mesti melumat lidah istrinya yang menjulur panjang dan mulut selebar wajahnya.

Garna Raditja

Kota Terkutuk

Pukul 07.00 pagi di kota Semarang. Tak ada lalu lalang kendaraan di tiap jalan, bahkan orang-orang pun tak terlihat. Dalam keadaan yang sunyi itu, matahari tetap bersinar yang membuat bau itu semakin menyengat.

Bau anyir itu berasal dari bawah Tugu Muda yang mengalirkan darah dan Menggenangi seluruh kota. 3 tahun kemudian, terlihat para wisatawan asing diatas sampan mengabadikan kenangan dengan berfoto-foto diatas kota yang dibanjiri darah itu.

Garna Raditja

Polisi Monster

Sekali tempo, gak usah malam tapi siang, jalan-jalanlah ke Polrestabes Semarang. Coba naik ke lantai dua Gedung C. Sambangi ruangan pojok, tepat di samping kiri anak tangga.
Ketuk pintu tiga kali lalu masuk. Jika pas kebetulan, Anda akan bersemuka dengan makhluk tinggi besar. Tubuhnya gempal, berambut gondrong, bercambang, dengan mata melotot. Kalau bicara menggelegar.
Dia adalah Aiptu Janadi, anggota Resmob Polrestabes Semarang.
 
Menurutku, berhadapan apalagi berbincang dengannya sungguh sangat mengerikan!!

Simbah pt.2

Musim ujian, tiap malam anak-anak kost yang terdiri dari dari 3 orang pemuda, Edi, Catur, Nur selalu minta disiapkan supper (makan larut malam) oleh simbah.  Malam itu, satu persatu mereka bergantian ke kamar mandi. Rumah kami rumah kuno, bekas bangunan Belanda yang dipertahankan keasliannya. Kamar mandi dibangun terpisah dari rumah utama. 

Satu persatu, malam itu mereka kembali dari kamar mandi dalam diam. Hingga di meja makan, mereka tidak saling bertukar kata. Kata simbah, "kalian semua melihatnya yah? makhluk besar berwarna merah, dengan satu mata di kepalanya? Asal kalian tahu, dia selalu datang di tanggal dan bulan yang sama.  Saat malam pembantaian PKI yang lalu ditimbun di masjid belakang rumah ini."

Vita Ra

Simbah

Mas Nur, pemuda tanggung yang kost di rumah: "Simbah asik sekali nonton tivi di ruang belakang, sambil ngerokok sukun, disapa diam saja".  Kami semua, yang sedang santai di teras rumah saling berpandangan. Pasalnya, simbah baru saja pamit ke warung sebelah beli rokok. Lhah, yang di depan tivi tadi siapa?

Vita Ra

Merapikan Tubuh

Meski di depan kamar mayat, tangan wartawan itu terus menekan keyboard laptop untuk mengetik berita tentang kecelakaan maut di tanjakan Gombel. Ia ingin menceritakan bagaimana cara petugas kamar mayat merapikan tubuhnya yang berantakan sebelum dikirimkan ke rumah untuk dikebumikan.

Pra Vlatonovic

Pocong

Saat saya kecil waktu kelas 4 SD  melihat Pocong di pohon jambu dekat rumah eyang saya. Waktu itu saya sedang bermain grubak sodor bersama teman-teman.  Kita bermain malam karena waktu itu listrik mati dan bulan purnama sedang menyinarinya redup-redup. Ketika itu saya hanya diam dan berlari.

HaryOct PrahastOpuz

Kaca

Biduan panggung itu tak mau lagi menggunakan kaca saat merias wajah. Ia tak mau menatap tubuh tanpa kepala yang selalu berdiri di belakangnya.

Pra Vlatonovic

Sandal

Sampai hari ini, setiap malam bocah itu selalu mengetuk satu persatu pintu rumah temannya untuk menanyakan sandal kesayangannya yang disembunyikan sebelum jasadnya terkoyak kereta api 8 tahun yang lalu.

Pra Vlatonovic

Susu Darah

Bayi berumur 1,5 tahun itu selalu merengek tiap pukul 02.33. Tetangganya kerap mendengar suara yang hampir membuat warga ikut terjaga. Pasangan muda yang menempati rumah penuh rengekan bayi itu memang tak pernah keluar. Tetangganya hanya tahu kalau mereka dikaruniai anak setahun yang lalu, tapi tak pernah melihat bayi itu tumbuh.

Kerti, salah satu warga, merasa penasaran dengan suara itu, bahkan saat bayi itu menangis, terdengar suara "hoekk" yang kemudian bayi itu diam. Kerti yang kebetulan sedang giliran ronda, ingin sekaligus mencari tahu tentang keganjilan dirumah yang penuh belukar itu. Sesampainya disana pada jam yang sama, ia mendekati jendela rumah itu yang sedikit terbuka.

Bersungut-sungut mengintip, suara itu pun mulai terdengar dari kamar yang remang dengan lampu minyak. Tiba-tiba dia sudah lari terbirit-birit. Ia melihat wanita itu menyusui bayinya dengan kucuran darah dari tubuh yang dia sayat sendiri. Sedangkan suami yang disampingnya tergeletak penuh luka robekan disekujur tubuh.

Garna Raditja

Gembung

Balekno gembungku!!!! Balekno gembungku!!!! Balekno gembungku!!!, demikian rintih Trinil, seorang bunga desa dusun Sukamanah, kabupaten bandung, yang tewas pada minggu dinihari kemaren.

Trinil tewas mengenaskan, tubuhnya raib entah kemana, penduduk sekitar hanya menemukan kepalanya di lokasi kejadian. Diduga Trinil tewas setelah diperkosa oleh para pemuda brandal dusun sukaluyu. 

Hingga kini masyarakat sukamanah dan sekitarnya enggan keluar malam jika jam dinding sudah menunjukan pukul 21.00, masyarakat meyakini kepala tanpa tubuh itu akan terus menganggu ketentraman warga, hingga potongan tubuhnya ditemukan. Sedang polisi hingga saat ini masih terus mengungkap motif pembunuhan sadis ini.

 Imam Rahmayadi