Ia tak bisa kembali ke negara asalnya untuk merayakan natal, lantaran ia kehabisan tiket pesawat untuk pulang. Padahal sudah jauh-jauh hari telah merencanakan untuk menemui keluarganya.
Dinginnya salju di dalam flat nya yang kecil, ia hanya bisa menatap foto keluarganya berharap bisa membawa kabar baik bahwa dirinya membawa calon istri. Namun, hingga kini ia masih terus melajang dan sibuk dengan pekerjaannya.
Malam natal, ia hanya bisa tercenung di perapian sambil mendengarkan musik. Iseng dia menggantungkan kaus kaki di beranda perapian sebagai hiasan, untuk mendapatkan hadiah dari Santa Klaus yang telah menjadi tradisi turun temurun oleh keluarganya.
Akibat kelelahan karena kesepian, ia terlelap tidur di sofa depan perapian.
"Brukk…" Jejaka itu terbangun akibat suara seperti benda jatuh. Dengan setengah sadar, ia berusaha memastikan penglihatannya. Matanya terbelalak pada perempuan lucu berambut panjang yang menyeka rambut seraya membersihkan tubuhnya dari abu perapian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar