Ia senang sekali menuliskan apa yang terjadi disetiap harinya. Hal remeh-temeh hingga momentum membahagiakan dan menyedihkan ia tuliskan dalam buku harian yang telah menumpuk untuk mengenang hidupnya.
Hingga umurnya mendekati usia 79, ia masih menulis buku hariannya meski sudah tidak ada aktivitas yang berarti lantaran sudah semakin renta untuk melakukan sesuatu. Sebenarnya ia sudah lelah hidup, dan tidak ingin membebani anak-anaknya. Bahkan ia memaksa untuk tinggal di panti jompo meski anaknya sudah melarang.
Para sebayanya satu persatu meninggal. Di dalam hati, ia bertanya kapan bisa menyusul. Hal itu ia tuliskan juga di buku hariannya, karena hanya itu yang bisa dilakukan.
Sore itu hujan, jenazahnya akan dikebumikan.
Salah satu anaknya menemukan buku hariannya yang terakhir. Di sebuah halaman akhirnya, tertulis "Untuk menulis aku pun sudah lelah, sekarang saatnya aku menuliskan bahwa buku harian ini telah tamat." Seketika itu ia meninggal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar