Selepas melakukan aktivitas kerjanya, Ian seperti biasa pergi ke klab fitnes disebuah hotel. Sebelum memasuki sauna, Ian membasuh badannya supaya basah. Kebetulan ia sendiri di ruangan, tak ada orang lain yang masuk. Sembari menutup mata, ia sangat begitu menikmati peluhnya bercucuran.
Panasnya kali ini tak biasa, mungkin ada orang lain sebelumnya mengeset derajat celcius terlalu tinggi. Ia kembali menutup mata sembari membungkuk. Saat membuka mata, ia kaget setengah mati. Pintu ruangan itu menghilang. Ia mencoba mengucek matanya berkali-kali kemudian meraba-raba seluruh dinding sauna yang terbuat dari kayu itu.
Seraya berteriak minta tolong, dia berpikir mungkin hanya ilusi, tapi tiba-tiba lampu satu-satunya diruangan itu juga mati. Kepanikannya membuat ia semakin mengucurkan keringat yang semakin banyak, hingga membuat dehidrasi. Suaranya hampir habis karena malah memperburuk keadaannya. Terkapar, keadaan sunyi, tak ada yang mendengar hingga esok pagi.
Garna Raditja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar