Sapaan itu dibalas dengan suara lembut namun tegas. Sedikit terdengar kering namun seksi. Wanita jangkung rambut pendek itu sepintas seperti gemma artenton, namun dalam versi peranakan cina.
Obrolannya diawali hal basa-basi. 3 jam berlalu, tak terasa mereka akrab, bahkan berdiskusi tentang ajaran filsafat. Dari tao hingga post modern. Ia juga menyimpulkan dia adalah seorang Nietzschean. Sementara itu di ruang operator, mereka terus takjub dengan pesertanya yang berbicara sendiri, bahkan pembahasannya tergolong intelektuil.
Keasyikan obrolannya dari yang serius hingga ketawa-ketiwi tak terasa berlalu 5 jam sampai menandakan fajar menyingsing. "Aku pamit dulu ya, kita akan berjumpa lagi. Senang berbicara denganmu," ujar sang jin tersenyum seraya menghilang. Mereka terlihat seakan berat berpisah, sedangkan para kru mendatangi dan menyatakan dirinya berhasil dalam uji nyali.
Uang Rp 2 juta itu ditangannya. Teman-teman kampusnya menggapnya tindakannya gila, sedangkan yang lain juga menganggap pria itu semakin terlihat seksi. Tak pelak, bunga-bunga kampus satu persatu mendekatinya. Tapi, ia merindukan wanita jin itu.
Garna Raditja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar