Lelaki itu tak kunjung sampai di perbatasan Semarang, tujuan kepergiannya. Dengan mata lelah dan sayu ia terus kemudikan motornya yang buluk. Saat dalam perjalanan ia berpikir untuk mampir di sebuah warung kopi mengatasi rasa kantuk.
Saat memikirkan demikian, ia melihat sebuah warung di belantara alas yang dilewati. Sudah tengah malam, ia berpikir masih ada warung yang buka. Tanpa berpikir panjang, ia berhentikan motornya. Seorang lelaki, yang melayani tawarkan kopi."Ini adalah kopi kebahagiaan. Jika meminumnya kau teguk riang dan gembira", ujarnya.
Pria itu kebingungan."Yang penting aku bisa meneruskan perjalanan, hilangkan kantuk,"tegasnya. Pramusaji itu sajikan kopi, ia meminumnya dengan menyulut sebatang rokok kretek. Seusainya, ia lanjutkan perjalanan. Saat pagi tiba, ia terbangun masih di warung itu dan menjadi pramusaji yang memberikan kopi. Begitu seterusnya yang terjadi kepada orang lain jika ada yang mampir di warung tersebut.
Garna Raditja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar