Rabu, 19 Januari 2011

Doa Burung Kepada Karang

Kembang api dan kemeriahan tahun baru telah berakhir. Berita mengabarkan, sejumlah burung dan ikan mati misterius secara massal. Warga mengira hal itu biasa, asalkan selama tidak merugikan manusia mereka merasa baik-baik saja .

Menurut ilmuwan diduga karena stres akibat dentuman secara intens. Para keluarga hewan itu sedih ditinggal sanak saudara. Salah satu bayi burung melintasi ribuan bangkai yang dipantai. Ia coba kenali satu persatu kerabatnya, jika bertemu ia ingin beri kecupan terakhir dan mengubur. Sayang, telah dibuang para penjaga pantai.

Ia terbang dengan air mata yang menetes. Kepak sayapnya terlunta karena hatinya lara. Tak tentu kemana pergi, ia hinggap disebuah karang terjal."Orang tuamu telah ke surga, kau tak usah merasa sepi. Aku akan merawatmu," tutur sang karang.

"Bagaimana bisa? Sedangkan aku tertinggal oleh kelompok. Tak ada yang menjadi panutan," tanya burung. Hari demi hari, sang burung beranjak dewasa dirawat karang dengan kebajikan. Suatu ketika sang karang berpesan.

"Aku tak bergerak, diterjang ombak ribuan tahun lamanya. Tapi aku selamatkan para manusia. Jika ada badai kuhalangi bahkan amukan tsunami. Aku dikaruniai bisa hentikan dan meminta hujan, tapi manusia hanya minta hentikan badai. Padahalaku suka hujan," tegasnya.

Sang burung tiba-tiba teringat tragedi masa lalunya."Kalau begitu aku minta hujan, bisa?"

"Bisa, apapun itu,"
"Baiklah, aku minta hujan batu, guyurkan seluruh tempat yang rayakan tahun baru," pintanya.

Garna Raditja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar