Minggu, 10 Oktober 2010

Superhero

Sindikat perampok bengis beraksi di berbagai tempat. Mereka tak segan-segan membunuh orang yang menghalangi. Tak melihat tua muda, maupun anak, tua renta tak luput dari pisau mautnya. Ciri-cirinya, mereka mengenakan kostum superhero. Aksinya yang bertolak dari baju yang mereka kenakan, meresahkan warga kota dan khususnya bagi rumah yang kaya. Mereka berharap, tidak menjadi korban berikutnya.

Suatu ketika, mereka bosan menyatroni rumah mewah dan ingin merampok keluarga sederhana. Datanglah ke sebuah rumah yang dihuni pasangan dua anak, terlihat sakinah. Kelima kawanan itu berpencar mengelilingi rumah yang asri nan jauh dari pemukiman warga. Salah satu dari mereka mengintip memantau kondisi rumah. Rupanya, keluarga itu sedang makan malam.

Saat mengendap-endap, perampok itu mencium bau busuk di dapur. Mereka dikejutkan dengan potongan tubuh yang sudah penuh ulat, tertata untuk siap disantap. "Saatnya untuk sajian pencuci mulut", ujar sang Ibu yang menuju dapur. Para perampok gemetaran melihat segumpal otak dan kandung kemih yang dilumuri lendir dahak.

Salah satu perampok muntah dan keluarga itu melihat mereka bersungut. Belum sempat kabur, mereka diajak untuk bergabung makan. Perampok yang lainnya sudah terbirit-birit lari, namun yang baru saja muntah itu kini di tengah meja bersama mereka."Kami senang dengan kehadiran anda, kebetulan anak kami suka superhero. Mereka akan suka makan malam dengan kamu," kata sang Ayah sambil memegang pisau milik perampok.

Garna Raditja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar