Sabtu, 16 Oktober 2010

Kutukan Hujan Merah

Ini adalah tahun 2015, bulan Oktober akhir. Musim sudah tak menentu, tapi hari ini hujan, begitu deras. Berita di TV ada yang aneh, beberapa daerah di negeri ini juga mengalami hujan yang sama, tapi hujannya berwarna merah. Istana Negara, Madiun dan beberapa daerah di Bali mengalaminya. Negeri ini kebingungan bukan main. Presiden memanggil beberapa ahli dari dalam dan luar negeri, malam itu juga. Dalam basah dan merah yang anyir mereka berdatangan, tak ada yang mampu menjelaskan, bahkan teori kebocoran pabrik gas pun diabaikan.

Malam itu hujan merah masih misteri. Cat putih istana negara berubah menjadi merah keesokan harinya. Merasa malu dan jadi bahan perbincangan dunia, Presiden kalap, dia memanggil paranormal meski jadi bahan olokan para oposan. Paranormal kerasukan, menggelinjang, berteriak-teriak lalu kemudian tenang. Melalui paranormal, sang arwah menyampaikan pesan. 


"Hujan semalam adalah kutukan dari kami yang terlupakan, 50 tahun yang lalu, kami dibawa ke tengah hutan lalu kalian siksa tanpa pengadilan. Kami tak pernah terungkap lalu kemudian kau hapuskan ingatan tentang kami kepada negeri ini, kau kucilkan anak-cucu kami, mengintimidasi mereka hanya karena mereka adalah keturunan kami! Tunggulah kutukan kami selanjutnya! Akan datang kepadamu laknat dari langit!"
Paranormal jatuh pingsan, dan presiden bunuh diri.

Vivid Wicaksono

1 komentar: